Dalam kitab Ibrani diriwayatkan seorang ratu dari Sheba - atau tradisi Arab dan Quran menyebutnya Ratu Balqis, mengunjungi Sulaiman membawa berbagai macam hadiah.
Injil dan Quran tidak menyebut adanya hubungan perkawinan antara dua penguasa tersebut. Sementara Orang Ethiopia meyakini Sulaiman menikahi Ratu Balqis. Hal ini tertuang dalam kumpulan legenda Ethiopia, Kebra Negast. Dan hingga kini, kaum 'darah biru' Etiopioa meyakini mereka sebagai keturunan langsung Sulaiman dan Ratu Balqis.
Tampaknya, kisah ini semakin dikuatkan oleh hasil temuan ahli genetik. Genom orang Ethiopia memiliki kemiripan dengan gen dari kawasan Israel, Mesir dan Suriah. Dengan mempelajari DNA orang Ethiopia, tampaknya percampuran genetika bermula kira-kira 3.000 tahun lalu.
"Kami menemukan pada beberapa penduduk Ethiopia 40 atau 50 persen genomnya ada kedekatan hubungan dengan genom di luar Afrika. Dari perhitungan kami, genom tersebut sangat dekat dengan Mesir, Israel, dan Suriah, dibanding dengan negara tetangga Ethiopia, Yaman dan Arab," papar Toomas Kivisild dari University of Cambridge.
Profesor Chris Tyler-Smith, pakar dari Inggris yang melakukan penelitian mengatakan, genetika bisa menjadi petunjuk kejadian sejarah.
"Dengan menganalisis genetika orang-orang Ethiopia dan beberapa orang dari kawasan Afrika lain, kita bisa mengetahui bahwa gen masuk ke Ethiopia sekitar 3.000 tahun lalu dan ini sesuai dengan hikayat Ratu Sheba," papar Tyler-Smith.
Luca Pagani, pakar dari Universitas Cambridge yang juga terlibat dalam penelitian ini menambahkan, "Bukti genetika yang kami temukan jelas mendukung kebenaran legenda Ratu Sheba."
Mengomentari temuan ini, Dr Sarah Tishcoff dari Jurusan Biologi dan Genetika Univeristas Pennsylvania, Amerika Serikat, mengatakan, Ethiopia akan menjadi kawasan penting untuk diteliti di masa depan.
"Penelitian ini mengungkap sejarah Ethiopia, baik di masa sekarang maupun di masa lalu. Kawasan Ethiopia memainkan perang penting dalam sejarah migrasi manusia," kata Tishcoff.
0 comments:
Post a Comment